I.
TUJUAN
1. Mempelajari
sifat-sifat fisika (kelarutan, keasaman dan aroma) asam karboksilat
2. Membuat
berbagai jenis ester dan mengetahui aromanya
3. Mempelajari
reaksi safonifikasi
II.
DASAR
TEORI
Asam karboksilat secara
struktur menyerupai aldehida dan keton karena mengandung gugus karbonil. Perbedaannya
adalah pada asam karboksilat terdapat gugus hidroksil yang terikat pada karbon
karbonil. Hal ini menyebabkan sifatnya yang spesifik yaitu sebagai asam. Asam
karboksil tergolong asam lemah karena hanya sedikit yang terionisasi dalam air.
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh
asam karboksilat adalah:
1. Reaksi Pembentukan
Garam
Garam organik yang membentuk dan
memiliki sifat fisik dari garam anorganik padatannya, NaCl dan KNO3adalah garam organik yang meleleh pada
temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi adalah:
HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O
2. Reaksi
Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa
yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat
dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol. Secara
umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau
oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas.Gugus
asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
4. Pembentukan
Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam
karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi
hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat.
Esterifikasi adalah salah satu jenis reaksi dimana reaksi
tersebut untuk menghasilkan ester. Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang
diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus
-COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus
hidrokarbon dari beberapa jenis. Ester dapat dihasilkan dengan cara mereaksikan
antara sebuah alcohol dengan asam karboksilat.
Hal-hal yang mempengaruhi esterifikasi adalah:
a. Suhu
b. Perbandingan zat pereaksi
c. Pencampuran
d. Katalis
Reaksi hidrolisis ini
merupakan reaksi antara ester dengan air yang menghasilkan asam karboksilat dan
alcohol sedangkan reaksi safonifikasi adalah reaksi ester dengan suatu basa
yang menghasilkan alkohol dan garam karboksilat
Perbedaan utama asam
karboksilat dengan ester adalah pada aromanya. Asam karboksilat mempunyai aroma
yang tidak sedap sedangkan ester mempunyai aromanya yang menyenangkan. Ester sendiri
sering digunakan sebagai bahan flavoring agents, misalnya ester etil butirat yang
mempunyai aroma buah nanas.
III.
ALAT
dan BAHAN
A. Alat :
- Tabung reaksi - Penanggas air
- Beaker glass - Pipet
- Termometer - batang pengaduk
B. Bahan :
- Asam Salisilat - Asam benzoat
- Isoamil alkohol - Aquadest
- NaOH - HCL
- Etanol - Asam Asetat
- H2SO4 - Methanol
A. Alat :
- Tabung reaksi - Penanggas air
- Beaker glass - Pipet
- Termometer - batang pengaduk
B. Bahan :
- Asam Salisilat - Asam benzoat
- Isoamil alkohol - Aquadest
- NaOH - HCL
- Etanol - Asam Asetat
- H2SO4 - Methanol
IV.
CARA
KERJA
A.
Asam
Karboksilat
1. Dimasukkan
2 mL aquades dan 10 tetes asam asetat kedalam tabung reaksi
2. Uji
dengan pH meter dan amati baunya
3. Ditambahkan
1 mL NaOH 2M, catat dan amati kembali pH dan baunya
4. Ditambahkan
HCl sampai larutan menjadi asam, amati pH dan baunya
5. Ditimbang
0,1 gram asam benzoate dan masukkan kedalam tabung reaksi baru. Kemudian tambahkan
dengan 2 mL air. Amati bau dan kelarutan asam benzoat
6. Ditambahkan
1 mL NaOH 2M, kocok dan goyangkan tabung reaksi. Amati kembali kelarutan dan
bau asam benzoate
7. Ditambahkan
larutan HCl 3M sampai larutan menjadi asam, amati
B.
Esterifikasi
1. Dimasukkan
asam asetat dan etanol masing-masing 10 tetes
2. Dimasukkan
asam asetat dan isoamil alkohol masing-masing 10 tetes
3. Dimasukkan
asam salisilat dan methanol masing-masing 10 tetes
4. Ditambahkan
5 tetes asam sulfat pekat kedalam masing-masing tabung
5. Ditaruh
dalam penanggas air bersuhu 60°C selama 15 menit
6. Ditambahkan
2 mL aquades kedalam masing-masing tabung
7. Amati
dan catat baunya
C.
Safonifikasi
1. Dimasukkan
10 tetes metil salisilat dan NaOH 6M kedalam tabung reaksi. Panaskan dalam air
mendidih selama 30 menit. Apa yang terjadi pada lapisan ester?
2. Didingingkan
tabung pada temperature kamar dengan menempatkan pada air dingin. Apa yang
terjadi dengan bau ester?
3. Secara
hati-hati ditambahkan HCl 6M (1 mL tiap penambahan) hingga larut menjadi asam. Setelah
tiap penambahan, uji larutan tersebut dengan kertas lakmus. Pada saat larutan
menjadi asam lalu amati bentuk fisiknya
V.
HASIL
PENGAMATAN
A.
Asam
Karboksilat
Larutan
|
Pengamatan
|
Aquades +
CH3COOH
|
Bau nyengat,
pH 3
|
Aquades +
CH3COOH + NaOH
|
Tidak bau, pH
13
|
Aquades +
CH3COOH + NaOH + HCl
|
Tidak bau, pH
1
|
Asam benzoat +
aquades
|
Tdk larut, tdk
bau, ↓ putih
|
Asam benzoat +
aquades + NaOH
|
Larut, tdk
bau, pH 13
|
Asam benzoat +aquades
+ NaOH + HCl
|
Tdk bau, ↓
putih, pH 1
|
B.
Esterifikasi
Larutan
|
Pengamatan
|
Asam asetat
dan etanol
|
Bau filter
rokok
|
Asam asetat
dan isoamil alkohol
|
Wangi ester
|
Asam salisilat
dan methanol
|
Bau Balsem
|
C.
Safonifikasi
Larutan dan
perlakuan
|
Pengamatan
|
Metil
salisilat + NaOH + pemanasan
|
Lapisan ester
larut dan larutan jadi kuning
|
Didinginkan
|
Baunya menjadi
seperti balsem
|
Ditambahkan HCl
sampai asam
|
↓ putih, tidak
berbau
|
VI.
PEMBAHASAN
A.
Asam
karboksilat dan garamnya
Percobaan ini dimulai
dengan memasukkan asam asetat kedalam aquades kemudian ditambahkan NaOH dan
selajutnya ditambahkan HCl sampai asam, Pada saat penambahan air saja terdapat
aroma yang tidak sedap keluar dari asam asetat, namun saat penambahan NaOH
aroma itu menghilang karena asam karboksilat membentuk garam karboksilat dari
Na+, reaksinya :
CH3COOH + NaOH →
CH3COONa + H2O
Percobaan kedua
dilakukan dengan memasukan 0,1 gr asam benzoat kedalam air kemudian ditambahkan
NaOH dan selajutnya ditambahkan HCl sampai asam, pada saat penambahan air asam benzoat tidak
larut karena air mengandung gugus H2O, namun pada saat penambahan NaOH asam benzoate
berubah gugus menjadi natrium benzoat, berikut strukturnya :
B.
Esterifikasi
Percobaan Esterifikasi
ini dilakukan dengan membuat etil asetat, butil asetat dan metil salisilat. Percobaan
ini dilakukan dengan memasukkan 10 tetes masing-masing larutan kedalam tabung
reaksi, hal ini berfungsi untuk agar tidak ada senyawa sisa dalam reaksi
kemudian setiap tabung ditambahkan
H2SO4, hal ini berfungsi sebagai katalis dalam esterifikasi.
Pada hasil etil asetat harusnya aroma
senyawanya wangi pisang namun yang tercium hanya bau nyengat seperti filter
rokok sedangkan pada butyl asetat aroma yang dihasilkan sangat khas yaitu wangi
ester. Butanol baunya adalah bau balon dan sedikit bau asetat (menyengat).
Sedangkan pada etanol absolut berbau balon (keton) saja. Hal ini disebabkan
pada etanol 70% terdapat 30% air, yang berfungsi sebagai pengikat air, sehingga
ketika larutan dituangkan ke air menghasilkan bau yang menyengat.
Reaksi Esterifikasi :
a. Etil
asetat
C2H5OH + CH3COOH → CH3COOCH2CH3 + H2O
b. Butyl
asetat
C4H9OH + CH3COOH
→ CH3COOC4H9 + H2O
Pada hasil pembuatan metil salisilat
dari methanol ditambahkan asam salisilat terbukti berhasil Karena aroma yang
dihasilkan seperti aroma metil salisilat (balsem). Reaksinya :
C6H7O3
+ NaOH → C6H5NaO3 + H2O
C.
Safonifikasi
Saponifikasi adalah
reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa kuat (misalnya NaOH). Sabun
terutama mengandung C12 dan C18 selain itu juga mengandung asam karboksilat. Saponifikasi
antara trigliserida dan basa kuat menghasilkan produk berupa sabun dan gliserol.
Berikut reaksinya :
VII.
KESIMPULAN
1. Padatan
asam benzoat (asam karboksilat) tidak larut dalam air, merupakan asam lemah dan
aromanya tidak sedap
2. Ester
dapat dibuat melalui esterifikasi dan aromanya sedap
3. Reaksi
safonifikasi merupakan reaksi pembentukan sabun
VIII.
DAFTAR
PUSTAKA
Fessenden.
1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Nurbayti, S. dkk. Petunjuk Praktikum Kimia Organik 1. Ciputat : PLT UIN Jakarta
Riawan, S. 2009. Kimia Organik.
Tangerang : Bina Rupa Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar