Pembuatan
Dan Pemurnian Bioetanol Dari Buah Pepaya Dan Ketan Hitam Menggunakan Proses
Fermentasi Dan Destilasi
Naufal Najmuddin (1112096000056),
Shofwatunnisa (1112096000060), Taufiq Siahaan (1112096000052) dan Titin Anggraini (1112096000043)
Program
Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi
UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412
Abstrak
Bioetanol adalah etanol
yang berasal dari sumber hayati. Bioetanol bersumber dari gula sederhana, pati
dan selulosa. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bioetanol dengan
bahan baku ketan hitam dan buah pepaya, mengetahui kadar etanol yang diperoleh,
serta menguji efektivitas alat destilasi sederhana yang telah dirangkai.
Penelitian ini melalui
dua tahapan proses yaitu proses fermentasi dengan mengubah glukosa menjadi
etanol dengan bantuan bakteri Saccharomyces
cereviceae yang terkandung pada yeast dan proses destilasi. Dari
hasil penelitian, diperoleh Air hasil fermentasi ketan hitam sebanyak 250 ml,
dengan hasil destilasi 1 ml dan kadar etanol 0%. Air hasil fermentasi buah
pepaya sebanyak 180 ml, dengan hasil destilasi 15 ml dan kadar etanol 0%.
Kata
kunci : Bioetanol, ketan hitam, buah pepaya,
fermentasi, destilasi
Abstract
Bioethanol is
ethanol derived from biological sources.
Bioethanol is derived from simple sugars,
starch and cellulose.
This research aims to produce bioethanol
with black rice and
raw material papaya,
determine levels of ethanol obtained, as well as testing
the effectiveness of a simple distillation
apparatus that has
been assembled. This research
through a two stage process, that
is the fermentation process by converting glucose to
ethanol with the aid of bacteria
contained Saccharomyces cereviceae in yeast and distillation
process. From the research, obtained water fermented
black glutinous rice 250 ml, the ethanol
content of 0%. And water fermented papaya
fruit as much as 180 ml, the ethanol
content of 0%.
Keywords: Bioethanol,
black sticky rice, papaya fruit, fermentation,
distillation.
I.
PENDAHULUAN
Bioetanol adalah etanol yang berasal
dari sumber hayati. Bioetanol bersumber dari gula sederhana, pati dan selulosa.
Setelah melalui proses fermentasi dihasilkan etanol. Etanol adalah senyawa
organik yang terdiri dari karbon, hydrogen dan oksigen, sehingga dapat dilihat
sebagai turunan senyawa hidrokarbon yang mempunyai gugus hidroksil dengan rumus
C2H5OH. Etanol merupakan zat cair, tidak berwarna,
berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dapat bercampur dalam air dengan
segala perbandingan. Bahan baku untuk memproduksi bioetanol berasal dari bahan
yang mengandung glukosa, berpati, dan bahan yang berselulosa (Wiratmaja dkk,
2011). Diantara banyak sumber bahan baku yang mengandung sumber amilum, ketan
hitam dan pepaya adalah salah satunya.
Ketan
hitam merupakan salah satu komoditi yang sangat potensial sebagai sumber
karbohidrat, antioksidan, senyawa bioaktif, dan serat yang penting bagi
kesehatan (Yanuar, 2009). Pati merupakan karbohidrat utama pada ketan. Pati adalah
homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosida. Pati terdiri dari dua fraksi
yang dapat dipisahkan dengan air panas, di mana fraksi terlarut adalah amilosa
sedangkan fraksi yang tidak larut adalah amilopektin. (Anonim, 2010)
Pepaya (Carica papaya
L.) merupakan salah satu komoditas buah yang hampir semua bagiannya dapat
dimanfaatkan. Krishna et al. (2008) mengemukakan bahwa bagian tanaman buah
pepaya seperti akar, dam, buah dan biji mengandung fitokimia: polisakarida,
vitamin, mineral, enzim, protein, alkaloid, glikosida, saponin dan flavonoid
yang semuanya dapat digunakan sebagai nutrisi dan obat.
Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan bioetanol dengan bahan baku ketan hitam dan buah pepaya. Ketan
hitam dan buah pepaya dipilih sebagai bahan baku pembuatan etanol dikarenakan
keduanya merupakan sumber hayati yang memiliki kandungan pati yang dapat
dikonversikan menjadi bioetanol. Memanfaatkan bahan baku ketan hitam dan buah papaya
tentunya dapat meningkatkan effisiensi
dan proses produksi dari pembuatan Bioetanol serta mengoptimalkan pemanfaatan
ketan hitam dan buah papaya. Pembuatan bioetanol
dengan bahan dasar ketan hitam dan buah pepaya ini melalui dua tahapan proses
yaitu proses fermentasi dan distilasi. Proses fermentasi mengubah glukosa
menjadi etanol dengan bantuan bakteri Saccharomyces
cereviceae yang terkandung pada yeast.
Selanjutnya dilakukan pemurnian etanol
dari air hasil fermentasinya menggunakan prinsip destilasi, dengan tujuan untuk
mengetahui bioetanol yang dihasilkan dan berapa kadar yang dapat dimurnikan
dalam proses destilasi.
Alat destilasi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat destilasi
sederhana yang dirangkai menggunakan peralatan yang mudah didapatkan. Oleh
sebab itu, selain membuat bioetanol, penelitian ini juga bertujuan untuk
mengetahui efektivitas dari alat destilasi sederhana yang telah dirangkai.
Proses
distilasi merupakan proses pemurnian untuk meningkatkan kadar etanol yang
dihasilkan pada proses fermentasi.
Destilasi atau penyulingan
adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan
atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam
penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya (wikipedia).
II.
METODE PENELITIAN
Wadah
sebagai tempat air hasil fermentasi dihubungkan pada kondensor melalui selang
untuk mengalirkan uap, dan kondensor dihubungkan pada wadah sebagai penampung
hasil destilat dengan selang.
Fermentasi
ketan hitam
Disiapkan beras ketan hitam, daun
pisang dan ragi sesuai kebutuhan. Beras ketan hitam sebanyak 1 kg dicuci
bersih. Direbus beras Ketan hitam kurang lebih 20 menit. Kemudian dikukus beras
ketan hitam sampai matang. Beras ketan
yang telah masak dipindahkan secara aseptik ke atas tampah yang dialasi daun
pisang. Kemudian dinginkan menggunakan
kipas. Setelah dingin ditaburi ragi tape yang telah digerus
menggunakan saringan teh, untuk 1 kg beras ketan
dibutuhkan 1 butir ragi tapai. Dibungkus menggunakan daun pisang yang telah disiapkan.
Selanjutnya disimpan dalam suatu wadah yang kedap cahaya atau pada suhu kamar.
Simpan selama 3 sampai 4 hari untuk proses fermentasi. Setelah tiga
sampai empat malam diperiksa isinya, bila sudah berbau alkohol dan mengeluarkan
air berarti fermentasi sudah berlangsung.
Fermentasi
buah pepaya
Pepaya dengan massa 8075 gram
dikupas lalu direbus sampai buah pepaya lembut. Buah pepaya yang telah direbus
diblender sampai halus, dicatat berapa volume yang didapatkan. Lalu ditambahkan dengan ragi 5% dari
volume pepaya hasil fermentasi yaitu 12,5 %. Ditambahkan pupuk Urea 2% dari
volume pepaya.
Diaduk
hingga rata. Setelah itu ditutup rapi agar tidak ada udara yang masuk. Ditunggu hingga 48 jam sampai tidak
ada buih yang menyertai fermentasi. Setelah
itu hasil fermentasi diperas, diambil cairannya saja.
Destilasi
hasil fermentasi
Air hasil fermentasi diperas. Dilakukan
roses destilasi dengan menggunakan alat destilasi yang telah dirangkai.
Ditunggu hingga keluar cairan etanolnya. Setelah selesai diukur volume yang
didapatkan.
Penetuan
kadar Etanol
Piknometer kosong ditimbang. Destilat
dimasukkan ke dalam piknometer. Piknometer yang berisi destilat ditimbang dan dicari
densitasnya.
III.
HASIL dan PEMBAHASAN
Hasil
penelitian yang diperoleh mencakup tentang pembuatan alat destilasi sederhana,
jumlah bioetanol hasil fermentasi dari ketan hitam dan buah pepaya serta kadar
etanol dari ketan dan buah pepaya. Jumlah bahan baku yang digunakan yaitu 1 kg
ketan hitam dan 250 ml pepaya.
Alat destilasi
sederhana
Alat
destilasi yang digunakan adalah alat destilasi sederhana yang dirangkai dari barang-barang
konvensional atau barang-barang bekas. Alat destilasi tersebut terdiri dari penangas,
kondenser, termometer serta wadah untuk cairan sampel dan hasil destilat. Alat
yang digunakan untuk pembuatan alat destilasi ini antara lain kaleng bekas
(kaleng biskuit), botol bekas (botol sirup) dan selang. Alat-alat
sederhana tersebut dirangkai menjadi sebuah alat destilasi sederhana seperti
pada gambar 6, gambar 7 dan gambar 8.
Gambar
6. Satu set alat destilasi sederhana
Gambar
7. Penangas pada alat destilasi
Gambar
8. Kondenser pada alat destilasi
Destilasi sampel ketan hitam dengan buah pepaya
dilakukan pada waktu dan dengan alat yang berbeda. Pada destilasi sampel ketan
hitam, alat destilasi yang digunakan kurang sempurna karena selang yang
digunakan terlalu panjang sehingga menghambat uap mengalir dan menetes pada
wadah penampung sehingga mempengaruhi hasil destilasi. Sedangkan alat destilasi
pada sampel buah pepaya dapat bekerja dengan baik, sehingga hasil destilat yang
diperoleh pun maksimal.
Fermentasi
ketan hitam
Pada fermentasi ketan hitam digunakan ragi sebagai
medium. Ragi merupakan medium yang baik bagi jamur amiloletik (pemecah pati)
membentuk alkohol seperti Chlamudomucor
oryzae, Mucor sp, Rhyzopus Oryzae, Hansenula sp, Saccharomyces
cereviseae dan candida sp.
Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati menjadi gula dan oleh ragi
gula diubah menjadi alkohol sehingga ketan menjadi lunak, berair, manis dan
berbau alkohol.
Reaksi:
2(C6H10O5)n
+ nH2O → n C12H22O11
Amilum/pati amilase
maltosa
C12H22O11 +
H2O → 2 C6H12O6
Maltosa maltase glukosa
C6H12O6 → 2
C2H5OH + CO2
Glukosa alkohol
Fermentasi ketan hitam memerlukan
kecermatan dan kebersihan yang tinggi sehingga ketan dapat menjadi lunak karena
proses fermentasi yang baik. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat
dan bahan-bahan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak. Alat-alat
yang berminyak apabila
digunakan dalam mengolah
fermentasi
ketan hitam, dapat
menyebabkan kegagalan fermentasi.
Fermentasi
buah pepaya
Fermentasi
buah pepaya memiliki prosedur kerja yang sama dengan ketan hitam. Buah pepaya
direbus untuk menghilangkan bakteri-bakteri yang terdapat dalam buah dan
memudahkan pada saat menghaluskan buah. Waktu yang dibutuhkan untuk penyimpanan
fermentasi dari buah pepaya adalah 4 hari. Sari buah pepaya yang
didapatkan pada fermentasi adalah 250 ml dan setelah fermentasi adalah 180 ml.
Pengurangan ini terjadi disebabkan
adanya alkohol yang menguap atau teroksidasi pada saat fermentasi.
Selain itu, adanya bakteri yang berkembang di dalam hasil fermentasi yang
ditunjukkan oleh bau yang menyengat juga mempengaruhi hasil fermentasi. Bakteri
berkembang akibat renggang waktu yang lama antara proses fermentasi dengan
proses pemerasan. Proses fermentasi buah pepaya dapat dilihat pada gambar 1,
gambar 2, gambar 3, gambar 4 dan gambar 5.
Gambar 1.
Perebusan buah pepaya
Gambar 2. Penyaringan buah pepaya
Gambar 3.
Buah pepaya dibender
Gambar 4.
Penambahan ragi dan urea serta dilakukan pengadukan hingga rata
Gambar 5.
Ditutup rapat agar kedap udara dan kedap cahaya
Pada
akhir proses fermentasi, didapatkan cairan sampel yang akan didestilasi. Jumlah
volume hasil fermentasi dipaparkan dalam Tabel 1.
Tabel 1. Hasil
fermentasi
No
|
Bahan
|
Hasil Fermentasi
|
1.
|
Ketan hitam
|
250 ml
|
2.
|
Buah pepaya
|
180 ml
|
Dari Tabel 1, dapat dilihat
bahwa volume
air ketan hitam hasil fermentasi lebih banyak yaitu 250 ml, dari volume air buah
pepaya hasil fermentasi yaitu 180 ml. Dalam penelitian ini sebanyak 1 kg ketan hitam yang difermentasikan dengan
menggunakan ragi menghasilkan 250 ml
hasil fermentasi.
Destilasi hasil
fermentasi
Hasil
fermentasi ketan hitam dan buah pepaya yang sudah disaring didestilasi pada
suhu (78-81)°C. Pada akhir proses destilasi, destilat yang diperoleh dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Volume destilat yang didapat setelah
destilasi
No
|
Jenis
sampel
|
Volume destilat
|
1
|
Ketan
hitam
|
1 ml
|
2
|
Buah
pepaya
|
15
ml
|
Dari
Tabel 2 dapat dilihat bahwa volume destilat
dari sampel buah pepaya yang didapat lebih banyak dari ketan hitam. Perbedaan jumlah yang didapatkan yaitu 14 ml. Ketan hitam memiliki banyak kandungan glukosa
yang dapat dikonversikan menjadi bioetanol. Namun, pada penelitian ini adanya kesalahan yang berasal dari alat destilasi yang digunakan pada sampel ketan hitam sehingga
mempengaruhi hasil destilasi.
Penetuan
kadar Etanol
Pada penentuan kadar alkohol
dalam sampel dilakukan dengan menghitung densitas sampel. Pertama, sampel
diukur menggunakan piknometer, dan didapatkan data dari penelitian pada buah
pepaya sebagai berikut:
Tabel 3. Data percobaan pada buah pepaya
Data percobaan
|
Hasil
|
Volume perasan hasil fermentasi
|
180 ml
|
Volume air pepaya yang didestilasi
|
175 ml
|
Volume destilat
|
15 ml
|
Berat piknometer kosong
|
21,35 gram
|
Berat piknometer kosong + Destilat
|
36.3 gram
|
Massa
Destilat = (Berat
piknometer kosong + destilat) - Berat piknometer kosong
=
36.3 gram–21.35 gram
=
14.95 gram
Massa jenis etanol = massa destilat / volume destilat
=
14.95 gram/ 15 ml
=
0.9966 gram/ml
Berdasarkan data dan perhitungan
didapatkan massa jenis destilat 0.9966 gr/mL, hasil ini memastikan bahwa
destilat tidak menghasilkan etanol melainkan hanya air yang menetes keluar,
dikarenakan massa jenis destilat sangat mendekati massa jenis air (1 gr/mL)
sedangkan massa jenis etanol hanya (0,789 gr/mL). Hal ini didukung dengan fakta
ketika dilakukan pengujian pembakaran api menggunakan tisu yang dicelupkan ke
dalam destilat dan diuji dengan pembakaran, tidak menghasilkan api yang
menyala. Sehingga kadar etanol
pada cairan hasil destilasi dari sampel buah pepaya adalah 0%.
Untuk
penentuan kadar etanol pada ketan hitam tidak diketahui karena hasil destilat
yang diperoleh hanya 1 ml, sehingga tidak dapat diketahui densitas larutannya.
Sehingga destilat diuji secara kualitatif untuk mengetahui ada tidaknya etanol
didalam cairan hasil destilasi tersebut. Uji pada destilat menggunakan
alkoholmeter apabila volume dari destilat 50 ml, dan menggunakan piknometer
apabila volume destilat sebesar 25 ml.
Pengujian etanol dilakukan dengan cara menggunakan
selembar tisu yang kemudian dibasahi dengan cairan destilat yang didapat dari
hasil destilasi, setelah itu dinyalakan dengan api di tempat yang gelap.
Apabila cairan tersebut positif mengandung etanol maka akan terlihat nyala api
berwarna putih pada tisu dalam tempat yang gelap. Berdasarkan hasil penelitian
tidak timbul nyala putih api yang dimaksud sehingga cairan yang dihasilkan
dianggap tidak mengandung etanol. Hal ini disebabkan oleh alat destilasi sederhana
yang dibuat kurang memenuhi persyaratan. Proses destilasi pada ketan hitam
ditunjukkan pada gambar 6.
Tabel
4. Kadar etanol pada sampel
No.
|
Sampel
|
Kadar etanol
|
1.
|
Ketan hitam
|
0 %
|
2.
|
Buah pepaya
|
0 %
|
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa
hasil yang diperoleh dari bahan baku
ketan hitam dan buah pepaya tidak memiliki kandungan etanol. Faktor-faktor
yang menyebabkan tidak adanya kandungan etanol pada hasil destilat diantaranya
adalah berat sampel, berat ragi,
pH fermentasi, temperatur
fermentasi, kadar gula tetap, waktu
yang dibutuhkan pada saat fermentasi, udara pada saat proses
destilasi berlangsung, dan alat destilasi. Menurut susanto dkk (2012), pH yang
dianjurkan pada saat proses fermentasi berlangsung adalah 4-5, sehingga sampel
harus dalam keadaan asam. Tujuannya adalah untuk menghidrolisis amilum
berbentuk polisakarida menjadi glukosa yang kemudian dikonversikan menjadi
bioetanol, sehingga harus dilakukan perlakuan awal pada sampel, seperti
penambahan katalis atau pemanfaatan enzim (I
Nyoman, 2011). Namun, pada penelitian ini, tidak
dilakukan perlakuan awal sehingga hasil dari penelitian yang dilakukan tidak
sesuai dengan yang diharapkan.
IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan penelitian
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
-
Air
hasil fermentasi ketan hitam sebanyak 250 ml, dengan hasil destilasi 1 ml dan
kadar etanol 0%.
-
Air
hasil fermentasi buah pepaya sebanyak 180 ml, dengan hasil destilasi 15 ml dan
kadar etanol 0%.
-
Adanya
kekurangan pada alat yang dirangkai, sehingga mempengaruhi hasil destilasi yang
diperoleh.
Saran
Penulis menyarankan dalam pembuatan alat destilasi
hendaknya terlebih dahulu mengerti akan
prinsip dari destilasi. Hal lain adalah mengenai perlunya perlakuan awal pada
sampel dalam pembuatan etanol sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diharapkan.
V.
DAFTAR PUSTAKA
1. I Nyoman W. P., I Gusti B. W., dan I
Nyoman, S. W., 2011. Pembuatan Etanol
Generasi Kedua Dengan Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma Cottonii Sebagai
Bahan Baku. Kampus Bukit Jimbaran Bali.
2. Krishna,
K.L., M. Paridhavi, J.A. Patel. 2008. Review
on nutritional, medicinal and pharmacological properties of papaya (Carica papaya L.). Nat. prod. Rad.
7(4):364-373.
3. Olivia,Risalah,R.A.,Sudaryanto.2004.“Kinetika
Hidrolisa Pati Menjadi Glukosa Dari Kulit Ketela Pohon Dengan Larutan HCl“.
Jurusan Teknik Kimia, Universitan Katolik Widya
Mandala,Surabaya.
4. Susanto,
Feri., Yusak, Yuniarti., dan Bulan , Rumondang. 2012. Pengaruh Penambahan Ragi Roti Dan Waktu Fermentasi Terhadap Glukosa
Hasil Hidrolisis Selulosa ampas Tebu (Saccharum
officanarum) Dengan HCl 30% Dalam Pembuatan Bioetanol. Jurnal
ilmiah. Departemen
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
5. Yanuar,
Willy. 2009. Aktivitas Antioksidan dan
Imunodulator Serealia non Beras. IPB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar