I.
TUJUAN
-
Dapat
memurnikan bioethanol dari buah pepaya dengan cara destilasi
II.
DASAR TEORI
Bioetanol adalah etanol yang dibuat dari biomassa yang
mengandung komponen gula, pati, maupun
selulosa. Bioetanol biasanya dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat minuman
keras, untuk keperluan medis, sebagai zat pelarut, dan yang sedang popular saat
ini adalah pemanfaatan bioetanol sebagai bahan bakar alternatif. Penggunaan bioetanol
sebagai bahan bakar dicampur dengan bensin yang biasa disebut gasohol.
Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang memiliki
habitat asli di hutan tropis, namun tanaman ini dapat tumbuh subur baik di
dataran rendah maupun tinggi. Buah pepaya berbuah tanpa mengenal musim sehingga
mudah dijumpai sepanjang tahun. Buah pepaya matang memiliki kandungan glukosa
yang cukup besar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan
bioetanol.
Selain itu buah
pepaya yang sudah tidak layak untuk jual dapat dimanfaatkan untuk bahan
bioetanol. Dimana pepaya sangat berpotensi besar karena kadar glukosa yang
dimiliki pepaya matang sekitar 10%. Dan kadar ini cukup tinggi untuk dibuat
etanol. Tahapannya dibagi 3 : fermentasi, destilasi dan penentuan kadar etanol.
3 tahap ini harus dilakukan secara berturut-turut. Fermentasi dilakukan dengan
menggunakan ragi roti dengan penambahan pupuk untuk makanan bakteri tersebut
dengan perbandingan 5 % dari bahan.
Pembuatan bioetanol dengan bahan dasar buah pepaya ini melalui
dua tahapan proses yaitu proses fermentasi dan distilasi. Proses fermentasi
mengubah glukosa menjadi etanol dengan bantuan bakteri Saccharomyces cereviceae
yang terkandung pada ragi roti. Proses distilasi merupakan proses pemurnian
untuk meningkatkan kadar etanol yang dihasilkan pada proses fermentasi. Reaktor
bioetanol terdiri dari rangkaian tangki fermentasi dan rangkaian alat distilasi
yang meliputi tangki distilator atau tangki pemanasan dan kondensor.
Tabel dibawah ini merupakan table yang dikeluarkan farmakope Indonesia untuk kadar etanol dalam suatu larutan berdasarkan densitasnya.
Tabel dibawah ini merupakan table yang dikeluarkan farmakope Indonesia untuk kadar etanol dalam suatu larutan berdasarkan densitasnya.
III.
ALAT dan BAHAN
A.
Alat
Alat yang digunakan adalah necara analitik, gelas ukur dan satu
set alat destilasi
B.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah pepaya yang
sudah difermentasi dan es batu
IV.
CARA KERJA
A. Destilasi
1. Diperas hasil fermentasi
2. Didestilasi
dengan menggunakan destilator yang sidah disiapkan.
3.
Ditunggu hingga keluar cairan
etanolnya.
4. Setelah selesai diukur volume yang didapatkan.
B. Uji kadar etanol
1. Ditimbang piknometer kosong
1. Ditimbang piknometer kosong
2. Diambil destilat
3. Destilat dimasukkan dalam Piknometer
4. Ditimbang Piknometer yang berisi destilat
3. Destilat dimasukkan dalam Piknometer
4. Ditimbang Piknometer yang berisi destilat
V.
HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN
A.
Data Percobaan
Hasil
Fermentasi yang sudah diperas
|
180
ml
|
Hasil
mL fermentasi yang didestilasi
|
175
ml
|
Hasil
Destilasi atau destilat
|
15
ml
|
Berat
piknometer kosong
|
21,35
gram
|
Berat
piknometer kosong + Destilat
|
36.3
gram
|
B.
Perhitungan
1.
Massa Destilat = 36.3
gram – 21.35 gram = 14.95 gram
2.
Massa jenis ethanol = massa destilat
/ volume destilat = 14.95 / 15 = 0.9966 gr/ml
VI.
PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini dilakukan pemurnian bioethanol hasil
fermentasi buah pepaya, dari data percobaan dan perhitungan didapatkan hasil
destilati sebanyak 15 mL, setelah dilakukan perhitungan destilat, didapatkan
massa jenis destilat 0.9966 gr/mL, hasil ini memastikan bahwa destilat tidak
menghasilkan etanol melainkan hanya air yang menetes keluar, dikarenakan massa jenis destilat sangat mendekati massa jenis air (1 gr/mL) sedangkan etanol hanya (0,789 gr/mL). Hal ini didukung
dengan fakta ketika dilakukan pengujian pembakaran api menggunakan tissue yang dicelupkan
kedalam destilat dan diuji dengan pembakaran, tidak menghasilkan api yang
menyala.
VII.
KESIMPULAN
-
Proses pemurnian telah sesuai
prosedur
-
Tidak ada ethanol dalam fermentasi
pepaya
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
-
Atnas, P.W. 1999. Kimia Fisik, jilid
1. Jakarta : Erlangga
- Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik, jilid 2. Jakarta : Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar