Halaman

Minggu, 22 September 2013

PEMISAHAN ALKOHOL PADA AIR TAPAI DENGAN ALAT DESTILASI SEDERHANA



I.            PENDAHULUAN
A.   Tujuan
Dapat memisahkan campuran alkohol dengan air menggunakan alat destilasi sederhana melalui titik didih larutan.
B.    Landasan Teori
Campuran adalah zat yang terdiri dari dua jenis atau lebih. Dapat berupa larutan, koloid atau suspensi. Salah satu cara pemisahan campuran adalah  memisahkan campuran pada zat cair. Campuran pada zat cair dapat dipisahkan dengan 3 metode pemisahan, yaitu:      .     
1.     Distilasi
Distilasi adalah proses penguapan zat cair yang diikuti pengembunan. Distilasi digunakan jika titik didih suatu zat berbeda dengan zat lain dalam larutan tersebut. Contoh pengolahan air tawar dari air laut.
2.    Distilasi Bertingkat
Distilasi Bertingkat adalah proses penguapan yang diikuti pengembunan secara berulang-ulang yang terjadi pada kolom frksionasi. Distilasi bertingkat digunakan untuk memisahkan campuran dua jenis atau lebih cairan yang sama-sama menguap dan sulit dipisahkan. Contohnya ialah pemisahan campuran air dan alkohol.
3.    Corong Pisah
Corong Pisah digunakan untuk memisahkan campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan. Contoh pemisahan air dengan minyak.

II.          Alat dan Bahan
Alat : Alat destilasi sederhana yang telah dibuat dan disusun sedemikian rupa (penangaas, beaker glass, selang, erlenmeyer, aluminium foil, kaleng bekas, dan lem)
Bahan : Cairan tape ketan, aquades dan batu es secukupnya.

III.       Cara Kerja
Menggunakan alat distilasi sederhana, adapun urutan penggerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Dirangkai alat distilasi sederhana.
2. Dimasukkan cairan hasil fermentasi tape ketan kedalam kaleng distilasi.
3. Dimasukan air es atau es batu kedalam kondensor yang telah di buat.
4. Dipanaskan dengan menggunakan kompor listrik atau yang lainnya.
5. Diamati proses distilasi selama berlagsung.

IV.         Hasil dan Pembahasan
      Cairan yang didapatkan dari fermentasi yaitu dari fermentasi ketan hitam , didestilasi dengan menggunakan destilat sederhana yang telah dibuat. Destilat tersebut terdiri dari kaleng pemanas yang didalamnya berisi cairan hasil fermentasi dan kondensor sebagai pendingin, yang keduanya dihubungkan dengan selang. Dari proses destilasi ini dihasilkan senyawa etanol lebih kurang 1 ml. Alat destilasi ini bekerja dengan prinsip, memisahkan 2 campuran yang berbeda berdasarkan perbedaaan titik didih dimana titik didih yang lebih rendah akan menguap terlebih dahulu. Sehingga, Etanol yang memiliki titik didih 74.8 C dapat dipisahkan dengan air yang mempunyai titik didih air 100C.
      Destilasi ini dapat berjalan dengan baik apabila, temperatur dalam kaleng pemanas pada saat dipanaskan tidak lebih dari 80C. Karena jika lebih dari titik didih etanol, air dan etanol tidak bisa dipisahkan. Bisa juga, meskipun temperatur sudah dijaga sedemikian rupa. Bisa juga etanol dan air tetap tercampur.  Keadaan seperti ini dikenal sebagai Azeotrop. Dimana teori Azeotrop merupakan campuran dari dua atau lebih larutan (kimia) dengan perbandingan tertentu, dimana komposisi ini tetap / tidak bisa diubah lagi dengan cara destilasi sederhana. Kondisi ini terjadi karena ketika azeotrop di didihkan, uap yang dihasilkan juga memiliki perbandingan konsentrasi  yang sama dengan larutannya semula akibat ikatan antar molekul pada kedua larutannya.
      Selanjutnya, 1 ml etanol yang didapatkan dari destilasi. Diuji secara kuantitatif untuk mengetahui ada tidaknya etanol didalam cairan hasil destilasi tersebut. Sebenarnya jika hasil cairan ada sebanyak 50 ml bisa menggunakan alkohol meter dan jika hasilnya 25 ml dapat menggunakan pikometer. Sedangkan hasil dari destilasi ini hanya 1 ml. Sehingga pengujian harus menggunakan uji kuantitatif.
      Pengujian etanol dilakukan dengan cara disiapkan selembar tisu kemudian tisu tersebut dibasahi dengan cairan etanol yang didapat dari hasil distilas, setelah itu dinyalakan dengan api di tempat yang gelap. Apabila cairan tersebut positif mengandung etanol maka akan terlihat nyala api berwarna putih pada tisu dalam tempat yang gelap. Berdasarkan hasil percobaan praktikan tidak timbul nyala putih api yang dimaksud sehingga cairan yang dihasilkan dianggap tidak mengandung etanol. Hal ini terjadi mungkin dikarenakan alat distilasi sederhana yang dibuat kurang memenuhi persyaratan. Bisa diperkirakan juga karena erlenmeyer yang digunakan sebagai tempat air tape disimpan kurang rapat penutupannya pada saatdihubungkan dengan selang sehingga uap air tersebar di mana-mana.
      Cairan hasil distilasi yang didapat pun sangat sedikit apabila dibandingkan dengan air tape yang dimasukkan dalam alat distilasi yaitu sekitar 1 ml dari 10 ml. Ini mungkin juga disebabkan karena alat distilasinya, selang yang digunakan pada alat terlalu panjang dan berkelok-kelok, sehingga mempersulit cairan hasil disitilasi untuk keluar dan tumpah ke alat tempat penyimpanan hasil distilasi. Selain itu bisa juga disebabkan karena batu es yang digunakan sebagai kondenser terlalu sedikit sehingga uap yang lewat diselang tidak berubah menjadi cairan tetap sebagai uap.
      Kegagalan distilasi ini juga bisa diperkirakan karena air tape yang digunakan memang tidak mengandung etanol sehingga bisa diartikan kesalahan juga terletak pada saat pembuatan tape.

V.            PENUTUP
A.   Kesimpulan
Didapatkan cairan hasil distilasi sekitar 1 ml yang tidak mengandung etanol.
Kegagalan distilasi dikarenakan alat distilasi yang dibuat tidak memenuhi persyaratan alat distilasi yang baik dan diperkirakan juga karena cairan yang digunakan untuk distilasi.
B.    Saran
Kondisi alat yang digunakan harus benar-benar sempurna dalam arti memenuhi persyaratan prosedur seperti kondisi kondenser dan kaleng tempat cairan pun harus benar-benar rapat agar uap nya tidak menyebar dan selang yang digunakan diusahakan jangan terlalu panjang dan posisinya dari atas ke bawah tidak berbelok-belok.

VI.         DAFTAR PUSTAKA
            http://pkimorg1a.blogspot.com/2012/09/praktikum-pembuatan-bioetanolfermentasi_23.html
            http://praktikum-organik.blogspot.com/2012/09/laporan-percobaan-1.html

VII.      LAMPIRAN
Gambar percobaan 




               




Tidak ada komentar:

Posting Komentar